Pencarian
Bahasa Indonesia
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
  • English
  • 正體中文
  • 简体中文
  • Deutsch
  • Español
  • Français
  • Magyar
  • 日本語
  • 한국어
  • Монгол хэл
  • Âu Lạc
  • български
  • Bahasa Melayu
  • فارسی
  • Português
  • Română
  • Bahasa Indonesia
  • ไทย
  • العربية
  • Čeština
  • ਪੰਜਾਬੀ
  • Русский
  • తెలుగు లిపి
  • हिन्दी
  • Polski
  • Italiano
  • Wikang Tagalog
  • Українська Мова
  • Lainnya
Judul
Naskah
Berikutnya
 

Kekuatan Spiritual dalam Krisis Melalui Kesatuan Lintas Agama, Bagian 9 dari 12.

Details
Unduh Docx
Baca Lebih Lajut
(Hal yang dapat saya katakan … Dan itu pasti terasa sama bagi semua orang yang mungkin mengikuti Anda atau menemukan kebaikan dalam apa yang Anda lakukan, itu sama seperti yang saya lihat pada foto Anda di sini. Itu menandakan dan memberi sinyal kepada saya tentang kebaikan yang sedang terjadi di dunia. Dan Anda punya sumber daya dan umat yang menyentuh jutaan orang. Saya mungkin tidak menyentuh banyak, tapi itu tidak begitu penting. Yang penting adalah saya harus terus menjalani hidup dengan cara yang saya tahu.) Dengan cara Anda. (Dan selama saya berada di sana di gunung itu, maka Anda punya tempat. Anda bisa datang dan menebang kayu.) Saya paling suka itu. Saya melakukan itu ketika saya sendirian, ketika berada di Jepang. (Memotong kayu?) Ya. (Benarkah?) Saya kumpulkan kayu dan potong lalu membakarnya untuk memasak. (Dengan tangan kecil Anda sendiri?) Untuk memasak. Ya! Saya lakukan. (Benar-benar memasak?) Ya! (Baiklah.) Jadi, saya masak. Saya koki terbaik. (Saya tidak tahu.) (Kami melihat Anda dari pai Anda.) Oh, ya, benar? (Pai apel (vegan).) (Dia membuat pai.) Saya bisa membuat pai (vegan). Saya bisa memasak apa saja. […]

(Oh, saya hanya bisa membayangkan seperti apa kalender Anda, kalender kegiatan Anda, dan pekerjaan apa yang harus Anda lakukan. Tapi saya perlu peringatkan Anda, bahkan di saat yang masih dini ini, saya rasa "memperingatkan" bukan kata yang tepat, namun saya harus beritahu Anda bahwa banyak orang di sini sudah tahu bahwa mereka telah menyentuh perjalanan saya. Tetapi Agustus tahun depan, di bulan Agustus, saya belum punya tanggalnya. Para tetua akan berkumpul di tanah Hopi di pusat perdamaian bagi semua bangsa kita. Dan mereka akan membuat deklarasi perdamaian. Dan ketika mereka melakukan itu, saya berharap semua kehidupan yg saya sentuh, atau dlm pertemuan kita saya sampaikan undangan itu kepada Anda dan umat Anda untuk datang. Keempat ras manusia akan berkumpul di sana, jumlahnya ribuan. Namun menurut saya ini adalah saat yg penting ketika cara-cara baik ini terwujud, semuanya harus berakhir begitu saja. Dan menurutku dengan cara Anda bicara tentang cara yang damai, mungkin itu akan terjadi jika Anda akan menyempatkan ke sana pada bulan Agustus.) Hari apa? (Kami belum tahu.) Oke.

(Para tetua belum memutuskan hari apa akan dilakukan. Namun ribuan orang akan datang datang ke sana, dan saya pikir mungkin itulah sebabnya Anda telah menemui saya, mungkin sudah saatnya bagi Anda untuk berbicara di sana juga.) Oh, saya berterima kasih atas indahnya kemurahan hati Anda. (Senang rasanya bila Anda ada di rumah.) Oh, kami akan berusaha hadir. Bukan hanya masalah spiritual saja yang harus saya urus. Itu orang Âu Lạc (Vietnam)... masalah pengungsi Âu Lạc (Vietnam) yang membuat jadwal saya tidak dapat diprediksi. […]

(Guru Ching Hai, Thomas memiliki sebuah lagu suci yang sudah tersiar dan sebelumnya kami telah bertanya kepadanya apakah ia bersedia memainkan lagu itu untuk Anda tentang Ibu Pertiwi.) Oh. (Dan dia bermain gitar sejak...) Oh, benarkah? (Dia seorang bintang film.) […] (Hingga tahun ini, saya tidak kenal satu pun satu pun dari mereka.) Penggemar baru. Baiklah. (Tetapi saya terinspirasi, dari hati sanubari untuk menulis lagu bagi Ibu Pertiwi kita.) Oh, Anda sendiri yang menulisnya? (Ya.) Ya Tuhan. Asli. (Kata-kata pertama setiap bait ditulis dalam empat bahasa Indian yang berbeda.) Oh, itu sulit. Anda tahu semua ini?

(Pipa suci di tangan. Kami berjalan di tanah suci-Mu. Lakukan sebagaimana seharusnya Dalam kehormatan, kebenaran, dan diri sendiri. Dan kami bernyanyi.

Ibu, kuatkan kami. Ibu, dengarkanlah lagu kami. Kami bernyanyi hanya untuk-Mu. Dalam kehormatan, kebanggaan dan kebenaran. Dan kami bernyanyi.

Di seluruh negeri-Mu. Ibu, lihatlah kami berdiri. Untuk berpegangan tangan. Untuk membuat manusia mengerti. Dan kami bernyanyi.

Ibu Pertiwi, oh, kami memuliakan-Mu. Ibu Pertiwi, oh, kami memuliakan-Mu. Di sepanjang Bulan-Mu, Ibu, lihatlah kami berdiri. Untuk berpegangan tangan. Untuk membuat manusia mengerti. Dan kami bernyanyi.

Ibu Pertiwi, oh, kami memuliakan-Mu. Ibu Pertiwi, oh, kami memuliakan-Mu.) Indah sekali.

Photo Caption: “Pemandangan” Indah di Jendela Jiwa Menanti di Dalam Dirimu.

Unduh Foto   

Bagikan
Bagikan ke
Lampirkan
Mulai pada
Unduh
Mobile
Mobile
iPhone
Android
Tonton di peramban seluler
GO
GO
Prompt
OK
Aplikasi
Pindai kode QR, atau pilih sistem telepon yang tepat untuk mengunduh
iPhone
Android